Jakarta - Telkom optimistis omzet anak usaha PT Infomedia Nusantara (Infomedia) akan menembus angka Rp 2 triliun pada 2015 nanti, dimana jasa Business Process Outsourcing (BPO) menjadi salah satu penopang utama pendapatannya.
"Pada 2015 nanti kami menargetkan Infomedia memiliki pendapatan Rp 2 triliun. Jika itu tercapai, sumbangan revenue yang dapat diberikan kepada Telkom pun meningkat menjadi 14% dari total omzet pendapatan," ungkap Direktur Utama Telkom Arief Yahya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/6/2012).
Menurutnya, anak usaha tersebut akan mudah mencapai target yang ditetapkan karena memiliki jasa andalan yakni BPO. "Untuk jangka menengah, portfolio layanan BPO offshore sangat diharapkan menjadi new growth revenue engine, yang akan menyumbangkan revenue baru bagi Infomedia secara signifikan," katanya.
Infomedia selama ini diposisikan sebagai Indonesia’s Offshore BPO Hub, yang didukung BPO suppliers yang excellent baik dari internal Infomedia ataupun Telkom Grup, seperti AdMedika dan Metrasys serta anak perusahaan lainnya, maupun dari mitra potensial lainnya di Indonesia untuk melayani pasar international.
Direktur Utama Infomedia Eddy Kurnia menjelaskan, BPO adalah kebutuhan para pelaku bisnis dengan berbagai manfaat yang akan diperoleh, yaitu penghematan biaya, perusahaan dapat fokus pada core bisnis dan kemudahan akses sumber daya yang tidak dimiliki oleh perusahaan.
Menurut laporan IDC April 2011, pertumbuhan market BPO Asia-Pasific pada kurun 2010-2015 diperkirakan mencapai CAGR 9,1% dengan total nilai mencapai USD 45 miliar pada 2015. Perusahaan BPO di Asia, ditengarai mulai menjadi perusahaan BPO yang mumpuni dengan berbagai kompetensi yang dimiliki.
"Sejalan dengan komitmen untuk menjadi pemain utama BPO di kawasan regional, Infomedia bekerjasama dengan Espin Multimedia Pty Ltd (Espin) untuk mengembangkan BPO Offshore, khususnya di pasar Australia. Melalui kerja sama dengan Espin, Infomedia menargetkan revenue dalam bisnis BPO Offshore mencapai Rp 15 miliar pada tahun pertama operasionalnya," kata Eddy.
Menurut Eddy, Telkom saat ini sudah siap untuk masuk ke pasar Internasional karena sudah menjadi BPO player dominan di dalam negeri dan berpengalaman lebih dari 10 tahun melayani klien yang memiliki standar tinggi seperti Garuda Indonesia, Telkomsel, CIMB Niaga, termasuk di dalamnya pengalaman dalam memberikan layanan BPO voice berbahasa Inggris.
"Kolaborasi joint marketing dengan Espin dalam jangka pendek juga akan menjadi bagian dari project Quick Win Centre of Excellence Telkom Corporate University dari Direktorat Human Capital & General Affair Telkom, dengan target penempatan 5 employee offshore di Representatife Office Melbourne pada September 2012," kata Eddy.
CEO Espin Multimedia Pty Ltd, Siam Permata Nugraha mengungkapkan, pasar Australia memiliki demand tinggi, ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan Australia yang mengurangi pegawainya dalam jumlah besar, yang kemudian mengalihkan pekerjaannya ke perusahaan-perusahaan BPO Offshore di luar Australia, seperti India dan Filipina.
"Saya berharap, kelak Indonesia melalui Infomedia dapat dipandang sejajar, atau bahkan melebihi, Filipina maupun India oleh pihak internasional dalam hal pengelolaan bisnis BPO," katanya.
Infomedia pada 2011 berhasil masuk ke jajaran elite anak usaha Telkom karena mampu membukukan pendapatan di atas Rp 1 triliun yakni sebesar Rp 1,07 triliun. Portofolio BPO memberikan kontribusi sebesar Rp 66 miliar. Pada tahun 2012 ini, Infomedia menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun.
Sumber : detik.com
0 comments:
Post a Comment