SALT LAKE CITY - Perubahan iklim membuat hewan herbivora atau pemakan tumbuhan lebih rentan terhadap racun. Demikian studi yang dipublikasikan di Journal of Comparative Physiology B pada Mei 2012.
Denise Dearing dari University of Utah di Salt Lake City melakukan beberapa studi di laboratorium yang hasilnya menunjukkan bahwa dalam lingkungan bertemperatur lebih tinggi, kemampuan herbivora untuk menetralisir toksin menjadi lebih rendah.
Salah satu buktinya pada tikus. Peningkatan suhu dari 26 derajat Celsius menjadi 36 derajat Celsius membuat tikus jauh lebih rentan pada kafein. Tikus akan mati saat mengonsumsi seperlima saja dari dosis kematian yang sebenarnya (lethal dose).
Dearin mengungkapkan, hewan menetralisir toksin dengan bantuan organ hati. Menurutnya, dalam temperatur lingkungan yang lebih tinggi, mungkin saja kemampuan hati bekerja menetralisir racun menurun.
Permasalahan makin kompleks sebab ada bukti bahwa dalam temperatur tinggi, tanaman juga memproduksi lebih banyak racun. Dengan fakta ini, maka risiko yang dialami herbivora semakin meningkat.
Masalah lebih besar akan dialami oleh herbivora yang memiliki pilihan pakan sedikit, seperti kijang Arab. Ketika pilihan makanan sedikit dan racun yang diproduksi lebih besar, kijang Arab tak punya banyak pilihan.
Seperti diberitakan New Scientist, Jumat (1/6/2012), risiko selain dialami herbivora juga bisa dialami oleh hewan pada aras trofik lebih tinggi. Karnivora harus bekerja ekstra menetralisir racun dari tubuh herbivora.
Sumber : KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment