Your Ad Here

Thursday, May 31, 2012

Menangkap Peluang Besar di Era Mobile Cloud

Menangkap Peluang Besar di Era Mobile Cloud
Kolom - Dalam tulisan sebelumnya, penulis telah sedikit mengupas fenomena tentang integrasi tiga teknologi 'terpanas' di dunia IT saat ini: Social, Mobile, dan Cloud, alias So-Mo-Clo. Hampir semua pemain besar dunia IT berlomba menjadikan So-Mo-Clo ini sebagai tataran baru yang harus segera dikuasai.

Di dalam negeri sendiri, fenomena mobile cloud ini cukup mendapatkan perhatian dari para pemain besar IT, terutama para operator telekomunikasi yang memang menjadi ujung tombak dalam penyediaan akses dari mobile cloud.

Dan dalam diskusi 'Cloud Goes Mobile, Are You Ready?' yang diselenggarakan belum lama ini oleh Indonesia Cloud Forum, terlihat bahwa operator telekomunikasi dalam negeri cukup serius mempersiapkan diri untuk menyambut kehadiran integrasi teknologi mobile dan cloud computing ini.

Mobile cloud sendiri secara sederhana dapat dijelaskan sebagai sebuah sistem cloud computing yang menjadikan perangkat mobile sebagai sarana akses utamanya.

Sampai di sini mungkin mulai ada yang mempertanyakan bedanya mobile cloud dengan mobile apps, karena toh mobile apps juga pasti memiliki server yang berada di cloud sana, di internet.

Memang kalau ditinjau dari sisi perangkat dan cara mengakses akan terlihat sedikit perbedaan antara aplikasi mobile biasa dengan aplikasi mobile cloud. Perbedaan terbesar memang berada di sisi back-end.

Sebuah aplikasi mobile bisa dikategorikan sebagai sebuah mobile cloud apps apabila back-end aplikasi mobile itu memenuhi kriteria minimal cloud computing, yaitu multi tenant, elastis, scalable, serta on demand/metered use.

Membangun Ekosistem

Potensi pasar dari mobile cloud ini sejatinya luar biasa besar. Setidaknya dari sekitar empat miliar mobile phone yang beredar di dunia saat ini, satu miliar di antaranya bisa dikategorikan sebagai 'smartphone' yang bisa digunakan sebagai terminal mobile cloud.

Dan dengan sifat perangkat mobile yang 'lebih personal', jenis layanan cloud yang dimungkinkan untuk dilewatkan juga menjadi sangat beragam. Baik itu untuk kebutuhan personal maupun untuk kepentingan korporat.

Di balik potensi pasar yang luar biasa ini, untuk menghadirkan sebuah layanan mobile cloud yang mumpuni, ternyata membutuhkan kehadiran ekosistem yang interaksinya akan cukup rumit.

Setidaknya ada enam building block utama dari ekosistem ini, yaitu:



Infrastruktur cloud yang memadai, terutama di sisi fasilitas data center.
Akses broadband untuk mobile internet. Karena aplikasi mobile cloud pasti merupakan aplikasi 'serius' yang bisa dipastikan akan cukup memakan bandwidth.
Aplikasi mobile yang didukung oleh komunitas developer dan marketplace/application store.
Perangkat mobile, smartphone, ataupun komputer tablet. Ini jelas salah satu unsur terpenting karena menjadi ujung tombak akses.
Business user dan consumer yang akan menjadi konsumen utama dari layanan mobile cloud.
Yang tidak kalah penting adalah kehadiran payment system, yang akan memudahkan transaksi finansial dari berbagai layanan berbasis mobile cloud ini.

Namun tentu saja kehadiran enam building block di atas tidak serta-merta akan mewujudkan sebuah ekosistem mobile cloud yang sehat. Dibutuhkan setidaknya sejumlah kondisi untuk memastikan tumbuh-kembangya ekosistem tersebut, di antaranya:



Ketersediaan dari infrastruktur utama berupa data center dan akses backbone. Dan tidak boleh dilupakan adalah suplai tenaga listrik yang terjamin.
Kolaborasi antar pemain yang tercermin dalam persaingan yang sehat, seperti interoperability, asset sharing, joint development, dan lainnya.
Dukungan pemerintah, terutama terkait dengan standarisasi, roadmap teknologi yang konsisten, serta insentif terhadap para pelaku agar yakin menanamkan modalnya di area ini.
Yang terpenting adalah bisnis model. Ini yang akan menjadi penentu hidup matinya sebuah layanan cloud berbasis mobile ini.

Meskipun ternyata tidak sederhana, kehadiran era mobile cloud ini sudah tidak bisa dihindari lagi. Jadi tidak ada pilihan bagi kita selain sesegera mungkin mempersiapkan langkah-langkah antisipasi sesuai dengan spesialisasi yang kita miliki, terkait enam building block tadi.

Selain itu, institusi pendidikan tinggi terutama yang bergerak di dunia teknologi informasi, juga perlu mulai memikirkan secara serius untuk memasukkan konsep cloud computing ke dalam kurikulum pengajaran.

Sehingga di saat 'booming' nanti, sudah tersedia cukup tenaga ahli lokal yang akan mendukung dan mengambil manfaat dari era mobile cloud ini.


Penulis: Mochamad James Falahuddin
Praktisi Telematika -- Board of Advisor Indonesia Cloud Forum
Twitter: @mjamesf

Sumber : detik.com

0 comments:

Post a Comment