Your Ad Here

Friday, June 1, 2012

Penemu Bibit Padi Mugibat Meninggal

Penemu Bibit Padi Mugibat Meninggal
Jakarta - Penemu berbagai jenis padi radiasi dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Mugibat, Mugiono, meninggal, Jumat, 1 April 2012, pukul 18.00 WIB di Jakarta. Perekayasa bibit padi menggunakan mutasi sinar berenergi tinggi ini mendapat serangan jantung mendadak sebelum menghembuskan nafas terakhir.

"Almarhum sempat dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati," kata staf hubungan masyarakat Batan, Nani, melalui pesan singkat.

Mugiono lahir di Yogyakarta 16 Desember 1947. Sepanjang karirnya di Batan, ia berfokus pada pemanfaatan radiasi untuk pembuatan bibit padi unggul menggunakan radiasi.

Dari laboratorium, padi mutasi diperiksa satu persatu dan diuji ketangguhannya. Proses berlanjut dengan uji lapangan untuk membuktikan keunggulannya. Padi unggul harus memiliki sifat tahan hama dan penyakit, batang kuat, masa tanam singkat dan produktif. Sifat-sifat ini selalu ditemui di benih radiasi bikinan Mugiono.

Padi radiasi yang pernah ia ciptakan antara lain Mira, Diah Suci, Sidenuk, Bestari. Dalam beberapa tahun terakhir ia juga sedang mengembangkan beberapa bibit padi radiasi baru seperti Sulutan Unsrat dan Sulutan SAS untuk disebarkan di Sulawesi.

Untuk tingkat nasional, ia sedang menyiapkan benih Mutan Unggul Galur Radiasi Batan (Mugibat). Padi ini kemiliki keunggulan tahan wereng, penyakit hawar daun, dan potong leher, serta memiliki rasa pulen. "Ada yang memplesetkan Mugibat sebagai ''Mugiono hebat''. Tetapi tentu bukan begitu maksudnya," ujar Mugiono pada Desember 2011 di Blitar.

Hingga akhir usianya, Mugiono sudah melepas belasan padi unggul radiasi kepada petani di seluruh Indonesia. Atas pengabdiannya ini ia mendapat berbagai bintang jasa.

Sumber : TEMPO.CO

0 comments:

Post a Comment