Pemanasan global memunculkan sebuah ide fantastis bagi para ahli, yaitu menghalang sinar matahari yang sampai ke bumi agar udara di bumi lebih dingin dan, uniknya, bisa membuat warna langit menjadi lebih cerah. Proses yang bisa digunakan untuk menjalankan ide tersebut adalah dengan perekayasaan kebumian atau geoengineering agar warna langit menjadi tiga sampai lima kali lebih cerah dan mempengaruhi curah hujan di beberapa kawasan.
Perekayasaan kebumian sendiri adalah sebuah konsep untuk memanipulasi iklim bumi dengan tujuan melawan efek pemanasan global.
Sementara itu, perekayasaan kebumian pada pengaturan radiasi matahari, yang disebut juga areosol sulfur stratosfer, ini bekerja seperti letusan gunung berapi yang melepaskan sulfur dioksida ke atmosfer agar suhu bumi menjadi lebih dingin. Secara umum, sebenarnya ide perekayasaan kebumian ini sedikit kontroversial secara teknik dan isu etika yang ada. Meskipun demikian, para ahli tetap berusaha melakukan penelitian dan menunggu waktu yang tepat untuk menerapkannya.
Di dalam studi tersebut, para peneliti memberi stimulus melalui proses perekayasaan kebumian menggunakan komputer. Mereka menemukan ukuran partikel, dalam hal ini adalah areosol sulfur yang digunakan, pada siang hari akan membuat langit menjadi lebih cerah. Matahari terbenam pun disebut akan menjadi terlihat lebih cantik.
"Hasil penelitian ini memberikan kesempatan pada orang-orang sebelum kita mengaplikasikan metode ini atau tidak," tutur salah satu peneliti, Ben Kravitz, dari Stanford University's Carnegie Institution of Science, seperti yang dikutip dari Live Science (08/06).
"Aku pikir penelitian ini bisa dipertimbangkan sebagai informasi penting mengenai perekayasaan kebumian, namun aku tidak berhak apakah perekayasaan kebumian akan benar-benar terjadi, bagaimana itu terjadi, atau berapa banyak atau apakah penelitian ini mempengaruhi cara itu," tambahnya mengenai studi yang telah dilaporkan dalam jurnal Geophysical Research Letters ini.
Sumber : merdeka.com
0 comments:
Post a Comment