Harga saham Facebook yang tak kunjung menggembirakan telah memicu munculnya prediksi gelap tentang masa depan perusahaan tersebut.
Salah satunya datang dari pendiri Ironfire Capital, Eric Jackson, dalam acara "Squawk on The Street" di stasiun CNBC, Senin (4/6/2012) lalu.
"Dalam lima hingga delapan tahun (2017-2020), mereka (Facebook) bakal lenyap, seperti Yahoo," ujar Jackson, seperti dikutip oleh Mashable.
Jackson mengacu pada Yahoo! yang nilai perusahaannya berkurang hingga tinggal sepersepuluh dari nilai ketika perusahaan tersebut sedang berada di puncak kejayaannya tahun 2000-an, meskipun sampai sekarang masih mampu menghasilkan profit.
Lalu, mengapa Facebook bisa mengalami nasib serupa? Menurut Jackson, hal tersebut dapat terjadi karena Facebook tak mampu beradaptasi dengan tren penggunaan internet yang mulai bergeser ke arah perangkat mobile.
Dalam deskripsi 35 "faktor risiko" yang diterangkan sebelum melakukan penawaran saham perdananya, Facebook memang mengakui bahwa makin banyak penggunanya yang makin mengakses situs jejaring sosial tersebut dari perangkat mobile, seperti smartphone dan tablet.
Hal tersebut menjadi masalah besar karena Facebook tidak bisa menghasilkan uang dari platform mobile miliknya yang bebas iklan.
Situs jejaring sosial ini belakangan diketahui sibuk mencari cara untuk mengapitalisasi basis pengguna mobile-nya. Langkah yang telah dilakukan termasuk mengakuisisi Instagram yang dipandang sebagai rival potensial Facebook pada April lalu.
Sampai sekarang, Facebook masih menganggap pengguna mobile sebagai batu sandungan dalam usahanya mencapai pertumbuhan yang dapat dipertahankan (sustainable).
Mengenai hal ini, Jackson mengatakan, "Facebook bisa saja membeli sejumlah perusahaan mobile, tetapi mereka tetaplah website yang 'gemuk', tidak seperti aplikasi mobile."
Jackson menyamakan kesulitan Facebook dalam beradaptasi terhadap tren penggunaan mobile dengan hambatan yang dihadapi Google dalam membuat jejaring sosial.
Facebook melakukan penawaran saham perdananya (initial public offering/IPO) pada hari Jumat, 18 Mei lalu, dengan harga 38 dollar AS per lembar. Pada penutupan perdagangan Senin (4/6/2012) lalu, harga sahamnya sudah melemah hingga mencapai angka 26,90 dollar AS per lembar.
Sumber : KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment