ATAMBUA — Setelah lebih dari lima jam bersinar cerah di Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur, sejak pukul 11.00 Wita Matahari tertutup awan tebal. Pengamatan transit Venus pun dihentikan sementara.
Meski demikian, siswa dan masyarakat umum yang ingin melihat langsung transit Venus melalui dua teleskop di lapangan SD Katolik Santa Theresia Atambua II, Rabu (6/6/2012), tetap sabar mengantre. Sesekali awan gelap menyingkir sehingga pengamatan transit Venus pun dapat diteruskan.
"Wuaaahhhh...," teriak anak-anak spontan saat muncul kembali bayang-bayang tubuh mereka di tanah. "Yes, su bisa lihat. Bulatan warna oranye ada bulatan kecil di pinggirnya," kata seorang siswi SMP Katolik Don Dosco Atambua.
Dilihat dari teleskop yang sudah dilengkapi filter pengurang intensitas sinar, Matahari memang terlihat sebagai bulatan terang besar berwarna kuning kemerahan. Sementara planet Venus yang sedang transit terlihat sebagai bulatan hitam kecil yang bergerak membelah piringan Matahari.
Namun, sejak pukul 11.30 Wita, awan tebal menggayut di atas lapangan. "Kalau sudah muncul awan, kita tidak bisa berbuat apa-apa," kata Agus Triono Puri Jatmiko, anggota tim Universe Awareness (Unawe) Indonesia, yang memandu pengamatan melalui teleskop.
Awan tebal berlangsung hingga selesai transit Venus di Atambua pukul 12.49 Wita. Meski tidak berhasil mengamati fase akhir transit Venus, tim Unawe Indonesia tetap puas menggelar Ekspedisi Transit Venus 2012 di Atambua.
"Antusiasme serta respons ribuan siswa, guru, dan masyarakat luar biasa," kata Ketua Unawe Indonesia Yatny Yulianty.
Semangat ini diharapkan terus terpelihara sehingga memicu siswa dan guru untuk terus menggali ilmu secara mandiri.
Sumber : KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment